Sepak bola telah menjelma kekuatan nasionalisme yang besar pada jati diri bangsa Indonesia ini. Dulu, para founding fathers menjelmakan kekuatan orasi sebagai instrumen pembawa dan pembakar semangat nasionalisme bangsa. Sampai-sampai di era perjuangan kemerdekaan, kita terus dibuat tercengang oleh pidato Bung Tomo;
Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!!
Pidato itu sempat membakar sanubari arek-arek Suroboyo untuk bersama memukul mundur penjajah dari bumi Pahlawan. Rakyat Surabaya sampai dibikin merinding sekujur tubuhnya dengan pidato yang berapa-api milik Bung Tomo tersebut.
Bung Karno juga melakukan hal yang sama ketika pidato Proklamasi Kemerdekaan;
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Saudara-saudara! Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:
Proklamasi…….
Pidato tersebut nyatanya telah menjadi api pembakar semangat awal demi membangun bangsa dan negara tercinta ini sampai sekarang. Proklamasi telah menjadi titik awal dimulainya pembangunan bangsa yang diiringi dengan histori panjang. Pada intinya, semangat juang para pahlawan menjadi klimaks melalui untaian pidato tersebut.