Pada musim ini, performa Manchester City cukup meredup. Baik di level domestik maupun benua Eropa, Man City seperti tim medioker yang tak begitu disegani dan diperhitungkan.
Betapa tidak, selain gagal menjadi pesaing di Liga Inggris, Man City harus berjuang keras di Liga Champions Eropa. Setelah melewati jalur yang cukup sempit hingga tembus ke babak playoff, Man City kemudian kandas tembus dari babak playoff lantaran kalah dari Real Madrid.
Barangkali kemunduran Man City musim ini menjadi satu-satunya situasi dalam masa kepelatihan Pep Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu lekat dengan kesuksesan, dan bahkan sebelum pergi meninggalkan klub yang dilatihnya baik Barcelona dan Bayern Muenchen, Guardiola pergi dengan kepala tegak.
Namun, musim ini performa Man City berjalan mundur. Nasib Guardiola tak luput dari sorotan. Spekulasi tentang masa depannya ikut dipermainkan di tengah pusaran kemunduran performa Man City.
Walau demikian, terlihat sulit untuk menggantikan Guardiola. Fondasi Man City sejauh ini sudah terbangun di atas filosofi permainan ala Guardiola.
Dengan ini, Man City perlu mencari pelatih yang searah dengan langkah Guardiola atau juga pelatih yang bisa membangun wajah Man City dengan cara yang berbeda tetapi mempunyai performa yang meyakinkan.
Praktisnya, Man City masih mempunyai satu kesempatan untuk meraih trofi, yakni Piala FA. Man City akan menantang Nottingham forest di semifinal. Laga itu agak menantang di mana Nottingham terbilang tim solid musim ini.
Apalagi gema sebagai klub tersukses dalam 1 dekada terakhir, tepatnya di tangan kepelatihan Guardiola terlihat meredup. Nottingham bahkan pernah mengalahkan Man City.
Gema meredup Man City tak lepas dari pelbagai faktor. Salah satunya adalah faktor ketersediaan pemain.
Guardiola yang memilih tak aktif belanja pemain di awal musim sebenarnya menabur duri bagi Man City lantaran badai cedera menghantui beberapa pemain penting. Cedera pemain itu tak dibarengi dengan pemain pelapis.