Di bawah langit senja Stadion Kebo Giro, kabupaten Boyolali, Persebi menari indah dengan irama kemenangan. Dalam panggung Grup E babak 64 besar Liga 4, mereka tak sekadar bermain bola—mereka merangkai cerita. Mengalahkan Persitara Jakarta Utara dengan skor meyakinkan 5-1, tuan rumah mempertegas dominasinya sebagai juara zona Jawa Tengah.
Pertandingan ini bukan sekadar duel dua klub—tapi clash antara ambisi dan strategi. Persitara, peringkat ketiga dari Liga 4 Daerah Khusus Jakarta, sempat menyentakkan stadion ketika mereka memanfaatkan celah dalam transisi Persebi. Counter attack cepat, diakhiri dengan perfect crossing dari sektor kiri, dituntaskan klinis oleh pemain bernomor punggung 10. Satu gol yang memicu bara semangat bagi Persebi.
Namun, tak butuh waktu lama bagi skuad besutan Coach Doel Khamid untuk bangkit. Dari skema corner kick yang sempat dihalau, Tri Widodo (10′) meluncurkan tendangan long–range thunderbolt yang memaksa gawang Persitara bergetar. Sejak saat itu, permainan berubah menjadi one-side show.
Dengan ball possession yang terjaga dan build–up yang sabar, Persebi menguasai lini tengah. Operan-operan pendek yang presisi memperdaya blok pertahanan Persitara, memaksa mereka bermain lebih dalam. Hingga menit ke-23, kombinasi sempurna lahir dari kaki Tri Widodo yang mengirim umpan silang menusuk—disambut dingin oleh Naufal Katon. Bola mengalir, begitu juga kepercayaan diri mereka.
Tak berhenti di situ, Nokha Birawa, top scorer Liga 4 Jateng, turut mempertegas dominasi. Di menit ke-40, ia memanfaatkan assist matang dari Widodo. Tak egois, Widodo memberikan bola pada sang kapten yang tenang dalam eksekusi. Gol ketiga pun tercipta.
Sebelum babak pertama usai, Shofa menambah luka Persitara lewat sundulan mematikan hasil set-piece dari tendangan bebas Naufal. Skor 4-1 jadi penutup babak pertama.
Memasuki babak kedua, Persitara tampil lebih berani. Mereka mulai keluar dari tekanan dan mencoba memainkan bola dari bawah. Beberapa kali serangan mereka merepotkan barisan belakang Persebi—tetapi belum cukup untuk mengejar ketertinggalan.
‘Laskar Pandanarang‘ tetap disiplin menjaga tempo. Di menit ke-85, melalui dead ball situation, mereka mengunci skor 5-1. Tendangan bebas dikirim ke jantung pertahanan, dan Andri melompat tinggi menanduk bola ke pojok gawang. Tepat. Tajam. Dan mematikan.
Kemenangan ini menempatkan Persebi Boyolali di puncak klasemen Grup E dengan 3 poin dan goal difference menguntungkan. Di belakang, Wahana FC Pekanbaru dan Persidom Dompu menguntit dengan masing-masing 1 poin. Persitara, sementara itu, harus puas di dasar klasemen, membawa pulang pelajaran dan harapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI