Hujan turun perlahan di Mini Stadion Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Minggu (6/4/2025) sore, membasuh tanah, membasahi rumput, menyirami semangat bocah-bocah Loa Kulu yang sedang belajar jadi petarung kecil di lapangan hijau.
Usai jeda panjang Ramadhan dan Lebaran, denyut sepak bola usia dini kembali bergetar di daerah ini. Ada satu tujuan besar di depan mata: persiapan menuju Bali Seven 2025, turnamen nasional bergengsi bagi pemain usia belia.
Dan kedatangan SSA Samarinda, tim kuat dari ‘Kota Tepian‘, menjadi bagian penting dari perjalanan itu — bukan hanya lawan uji tanding, tapi juga teman tumbuh, teman belajar, teman menguji mimpi.
Tak sekadar friendly match. Ini seperti gladi resik kecil menuju panggung besar. SSA Samarinda datang lengkap — dari kelompok usia 10, 12, hingga 14 tahun — menguji kesiapan mental dan skill anak-anak Tunas Muda di bawah guyuran hujan.
Pelatih SSA Samarinda, Erwin, menyebut laga ini sebagai tryout pertama mereka di luar Samarinda. “Ini bukan cuma soal teknik, tapi tentang berani keluar dari zona nyaman, berani menghadapi tekanan, dan belajar menikmati setiap tantangan,” ucapnya.
Anak-Anak Loa Kulu Menyalakan Harapan
Tedy, pelatih kepala SSB Tunas Muda Loa Kulu, pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Saya apresiasi kerja keras anak-anak hari ini. Bermain di bawah hujan, tetap disiplin, tetap fokus. Mudah-mudahan ini jadi bekal berharga sebelum bertarung di Bali Seven nanti,” ujarnya.
Bagi anak-anak tersebut, setiap laga adalah sekolah karakter. Setiap tetes keringat adalah tabungan mimpi. Dan Loa Kulu — di bawah langit kelabu sore itu — sedang menyaksikan generasi kecilnya belajar tentang ketekunan, keberanian, dan harapan.
Karena di balik deras hujan, selalu ada matahari yang menunggu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI