Sepak bola Indonesia sedang memasuki era baru. Dengan semakin banyaknya pemain keturunan Belanda yang dinaturalisasi, Tim Nasional Indonesia kini semakin berwarna “Oranje.”
Nama-nama seperti Mees Hilgers, Eliano Reijnders, Maarten Paes, hingga Jay Idzes, kini memperkuat skuad Garuda dalam upaya besar-besaran untuk menembus Piala Dunia. Ambisi ini tidak lepas dari peran Erick Thohir, Ketua Umum PSSI yang juga seorang pengusaha berpengaruh di dunia olahraga internasional.
Dengan ditambah dukungan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia kini bukan lagi sekadar peserta di kancah sepak bola Asia, timnas Garuda kini ingin menjadi kekuatan yang diperhitungkan.
Strategi Naturalisasi: Antara Prestasi dan Identitas Nasional

Indonesia akhirnya menjadikan strategi naturalisasi sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas tim nasionalnya. Dengan regulasi yang dipercepat dibandingkan sebelumnya, para pemain keturunan Nusantara kini dapat segera memperoleh paspor Indonesia dan bergabung dengan skuad.
Hasilnya sudah mulai terlihat, seperti yang ditunjukkan dalam pertandingan melawan Arab Saudi dengan skor imbang 2-0. Maarten Paes, kiper debutan asal FC Dallas, langsung menjadi pahlawan dengan mendapatkan cleansheet dan melakukan berbagai penyelamatan gemilang.
Meski demikian, strategi naturalisasi ini tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pihak mulai mempertanyakan mengapa negara dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa harus bergantung pada pemain luar, seperti Ahmad Dhani dan Rocky Gerung.
Mengapa Indonesia belum mampu mencetak bintang lokal yang setara dengan Thom Haye atau Rafael Struick? Kekhawatiran bahwa pemain lokal akan terus terpinggirkan semakin mencuat, ketika sebagian besar pemain utama Timnas adalah hasil naturalisasi.
Erick Thohir dan “Revolusi” Sepak Bola Indonesia

Erick Thohir memang bukan nama asing di dunia olahraga. Mantan pemilik Inter Milan dan DC United ini, kini memiliki misi besar untuk mengangkat sepak bola Indonesia ke level dunia.