Komisi X DPR RI menyetujui naturalisasi tiga pemain sepak bola keturunan Indonesia, yaitu Emil Audero, Dean James, dan Joey Pelupessy, pada Rabu (5/3).
Pengesahan tersebut dilakukan dalam rapat kerja antara Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI serta pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Dalam rapat tersebut, Menpora diwakili oleh Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat, sementara PSSI dihadiri langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Ketiga pemain yang dinaturalisasi tersebut diproyeksikan dapat memperkuat Timnas Indonesia pada Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang akan menghadapi Australia pada 20 Maret dan Bahrain pada 25 Maret mendatang.
Selain membahas naturalisasi, rapat kerja tersebut juga membahas road map PSSI menuju tahun 2045 yang dipaparkan langsung oleh Erick Thohir. Road map tersebut mencakup sejumlah ambisi besar yang menjadi target utama PSSI.
Salah satunya adalah Timnas Indonesia berada di posisi 45 dunia pada tahun 2045. Namun, yang menarik perhatian penulis adalah target besar yang ditetapkan untuk Timnas Puteri.
Target terdekat adalah lolos ke Piala Dunia U-17 pada tahun 2030. Selanjutnya, PSSI menargetkan Timnas Puteri lolos ke Olimpiade pada tahun 2031, Piala Dunia U-20 pada tahun 2032, dan Piala Dunia pada tahun 2035.
Meskipun target-target tersebut terlihat ambisius, hal tersebut bisa saja menjadi sekadar wacana jika tidak diikuti dengan kebijakan yang konkret dan mendukung. Pasalnya, selama ini Timnas Puteri kerap dianggap seperti “anak tiri” yang kurang mendapatkan perhatian dari PSSI.
Terlalu Ambisius
Berbicara Timnas Puteri, Indonesia bisa dibilang menjadi negara paling unik di dunia. Hal itu karena PSSI memiliki Timnas Puteri tetapi tidak memiliki liga puteri. Ini tentu kontradiktif dengan negara lain yang pada umumnya membangun Timnas Puteri dari bawah lebih dulu dengan membentuk liga yang reguler kemudian terpusat di Timnas.
