Mencomot siswa/pemain di SSB/Akademi/Diklat/Soccer-Socceran, dan lainnya dengan dalih seleksi terbuka, adalah perbuatan tidak beretika dan tidak bermoral. Di mana letak menghargai dan menghormati SSB/Akademi/Diklat/Soccer-Socceran, dan lainnya yang terlebih dahulu sudah berdarah-darah mendidik, melatih, dan membina?
(Supartono JW.07032025)
Pengamat Sepak Bola Nasional
Pengamat Pendidikan Nasional
Maaf, kepada wadah sepak bola, khususnya di akar rumput, umumnya klub, meski pun sampai saat ini PSSI yang umurnya jelang satu abad kurang 5 tahun, belum pernah membuat regulasi tentang fungsi dan kedudukan wadah, supervisi, hingga sertifikasi, dan hal lainnya terkait wadah sepak bola akar rumput.
Lalu wadah sepak bola akar rumput terlanjur menjamur “tidak beraturan” dari berbagai hal, seperti nama, kepengurusan, kurikulum, dll. Lalu, diikuti menjamurnya Operator Festival, Turnamen, hingga Kompetisi Swasta yang juga tidak “beraturan”. Apakah PSSI tidak “risih” dengan kondisi ini? Apa yang sekarang lagi dikerjakan oleh PSSI? Publik sepak bola nasional, bahkan dunia pun tahu.
Dalih seleksi terbuka, tanpa etika dan moral
Apa akibat dari pengabaian PSSI di sepak bola akar rumput?
Sadarkah bahwa, menyoal siswa/pemain yang dibina, banyak wadah dan klub yang merekrut siswa/pemain tanpa etika dan moral?
Mentang-mentang memiliki fasilitas, investor, masih segar dalam hal keuangan dan dukungan sponsor atau karena ada di jaringan yang “berkepentingan dan mengambil keuntungan”, baik wadah lama/baru yang berbagai nama, ada SSB, ada Akademi, ada Diklat, ada Soccer-Socceran, hingga klub, main seenaknya saja mencomot pemain.
Kini di berbagai platform media sosial bahkan media massa online, sangat mudah kita jumpai cara-cara wadah sepak bola akar rumput dan klub dalam merekrut siswa/pemain.
Umumnya, menganggap bahwa semua siswa/pemain yang akan direkrut adalah siswa/pemain tidak bertuan. Siswa/pemain yang belum bergabung dengan wadah sepak bola akar rumput.
Tinggal membuat leaflet/poster berisi pengumuman semacam Seleksi Terbuka, dengan iming-iming ini dan itu, plus beasiswa. Tetapi belum pernah saya baca/lihat/temukan, info tentang seleksi terbuka mencantumkan syarat: Mendapat izin atau dukungan dari wadah SSB/Akademi/Diklat/Soccer-Socceran, dan lainnya yang lebih dulu sudah membina dengan “berdarah-darah” dalam bentuk legal, yaitu Surat Cetak berlogo wadah dan ditandatangani pimpinan/ketua wadah bersangkutan.
Wahai insan sepak bola nasional khususnya yang selama ini gemar melakukan tindakan comot pemain dengan dalih seleksi terbuka, memanfaatkan kelemahan yang dan kelemahan itu terus ditumbuh suburkan oleh PSSI, sadarlah bahwa, cara-cara tidak beretika dan tidak bermoral harus segera dihentikan.