Persewangi Banyuwangi dinobatkan sebagai juara Liga 4 Kapal Api PSSI Jawa Timur untuk musim pertama. Dengan kepala dingin dalam adu penalti, tim besutan Coach Alexander Saununu mengalahkan Persinga Ngawi, yang harus puas menjadi runner-up.
Final ideal yang berlangsung di Stadion Ketonggo, Kabupaten Ngawi, Minggu (23/2/2025) sore, menjadi panggung pertarungan tak hanya skill dan strategi, tetapi juga mental baja.
Meski berada di bawah tekanan atmosfer suporter tuan rumah, Persewangi memilih tak mundur selangkah pun. Mereka menerapkan high pressing, membelenggu kreativitas Persinga. Keberanian itu terbayar ketika Akbar (13′) menciptakan mahakarya dari tendangan bebas. Bola meluncur deras, melewati pagar betis, lalu menghunjam pojok kiri bawah gawang lawan—sebuah gol yang menggetarkan langit Ngawi.
Kebobolan membuat Persinga makin tersudut, tetapi mereka tak menyerah begitu saja. Jual beli serangan tersaji hingga menit ke-43, saat badai menghantam Persewangi. Play maker Dheo Zendy Adyatma harus meninggalkan lapangan lebih cepat usai menerima kartu merah. Dengan sepuluh pemain, ‘Laskar Blambangan‘ harus bertahan di bawah tekanan tanpa kehilangan identitas permainan mereka.
Sepuluh menit memasuki babak kedua, Persewangi semakin terkepung. Namun, Galih dan kawan-kawan tetap teguh, tidak tergoda untuk menyerang secara terburu-buru. Mereka memilih menjaga keseimbangan, membangun tembok kokoh untuk menutup pergerakan lawan. Keteguhan itu hampir berbuah petaka di menit ke-55, ketika Persinga mendapat penalti. Tapi Muhammad Zaki, sang benteng terakhir, menghadang dengan tangan kokohnya. Bola membentur tiang dan peluang kedua pun meleset dari target.
Namun, takdir kembali menguji Persewangi. Menit ke-65, sebuah tendangan keras jarak jauh dari bek kiri Persinga, Yoga, akhirnya menjebol gawang mereka. Skor kembali imbang 1-1, dan pertandingan pun berubah menjadi duel mental.

Puncak ujian datang di menit ke-96. Tendangan bebas Dwi Cahyono meluncur deras, nyaris mengoyak jala Persewangi. Namun, Zaki kembali menunjukkan refleks luar biasa dengan terbang menyelamatkan gawangnya. Pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti.
Persewangi, yang telah melewati berbagai ujian, tak gentar. Meski algojo kedua mereka, Alfian, gagal setelah bola membentur mistar, mereka tetap menjaga ketenangan. Kiper Zaki kembali menjadi penjaga harapan, menepis tendangan Harris Yudha dan Eko TP, sebelum akhirnya menggagalkan sepakan sang kapten Persinga, Slamet.
Sementara itu, eksekutor Persewangi, Luthfi dan Ilham, menuntaskan tugasnya dengan sempurna. Kemenangan pun menjadi milik mereka. Tak hanya trofi, tetapi juga catatan tak terkalahkan sepanjang Liga 4 Jatim menjadi modal mentas di putaran nasional.
Dari perjuangan punggawa Persewangi di laga final ini, terlihat bahwa sepak bola adalah cermin hidup—diterpa badai, rekan seperjuangan tumbang, namun tetap tegak dengan nyali dan tekad menyala. Sebab keberuntungan milik mereka yang tak pernah goyah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!