Di balik layar pertandingan Premier League, jutaan fans sibuk menyusun strategi. Mereka bukan manajer sungguhan, tapi pengaruh mereka nyata. Inilah dunia Fantasy Premier League. Awal mulanya, konsep dari fantasy sports ini lahir pertama kali di cabang olahraga golf, dicetuskan oleh Wilfred “Bill” Winkenbach pada akhir 1950-an.
Setelah itu, Fantasy League menyebar dari mulut ke mulut bak gosip tetangga, dan berlabuh di Inggris pada tahun 1990 di cabang olahraga sepakbola. Sebelum era digitalisasi, football fantasy mengandalkan pulpen, kertas, dan data statistik, bersamaan dengan berkembangnya teknologi, mereka hadir dalam genggaman kita, tanpa menghilangkan sisi sepakbola dan juga menawarkan cara menikmati sepakbola dari sisi baru.
FPL Sebagai Fenomena Global
Seiring berkembangnya konsep fantasy sports, sepak bola pun mengadopsinya dalam berbagai format, dan salah satu yang paling terkenal adalah Fantasy Premier League.
Keasikan, ketegangan, dan kompetitif adalah unsur penting dalam sebuah game, dan FPL mampu memberikan itu semua. FPL berpusat di salah satu kompetisi bola paling populer di dunia, yaitu Premier League, bahkan banyak yang bilang sebagai rajanya liga sepakbola.
Para pemain FPL diharuskan untuk memilih 11 pemain utama dan 4 pemain cadangan. Fitur lainnya yang menarik perhatian adalah kebebasan untuk membuat liga privat, yang membuat game ini lebih kompetitif dan memungkinkan dimainkan bersama kerabat terdekat kita.
Dampak FPL Terhadap Cara Fans Menikmati Sepakbola
FPL mengubah cara fans menikmati sepakbola. Kini, para pemain FPL tidak hanya menonton pertandingan tim favoritnya saja, namun, mereka juga menonton pertandingan dari tim lain guna menemukan pemain ideal yang bisa dibawa ke timnya. Walaupun kompetitif, FPL tidak bisa terlepas dari yang namanya komunitas.
Sudah sejatinya bahwa sepakbola selalu berkembang bersama dengan komunitas. Para pemain FPL banyak membuat perkumpulan di dunia maya, melalui perkumpulan ini, mereka berbagi soal “pemain” mana saja yang kini bisa menghasilkan banyak poin. Selain itu, komunitas yang dibangun pun merangkul semua pemain FPL tanpa memandang klub favorit mereka.
Demi mendapatkan banyak poin, fans kini tidak hanya mendukung klub sepakbola saja, tetapi juga mendukung pemain yang mereka pasang dalam timnya. Hal ini juga meningkatkan jumlah penonton dari pertandingan yang sebelumnya dirasa kurang menarik. Analisis berbasis data pun kerap dilakukan oleh banyak penggemar FPL, yang kemudian akan disebarkan melalui platform X (dulu Twitter), Reddit, dan lain-lain.