Selain menyukai permainan sepak bola, kecintaan saya pada dunia olahraga juga merambah ke bulu tangkis, dan tentu saja, tenis lapangan. Ada satu nama yang sangat melekat di ingatan saya dari era tahun 90-an, sosok petenis putri yang menjelma menjadi ratu tenis Indonesia dan berhasil menjejakkan kaki di panggung dunia, Yayuk Basuki.
Mengenang kiprahnya selalu membangkitkan rasa bangga dan, tak bisa dipungkiri, kerinduan akan hadirnya kembali talenta sehebat dia di kancah global. Yayuk Basuki, yang lahir pada 30 November 1970, bukanlah nama biasa. Dia adalah petenis yang mengangkat martabat Indonesia di peta tenis dunia, menjadi inspirasi bagi banyak anak muda.
Yayuk Basuki menjelma menjadi petenis top dunia pada masanya. Konsistensi dan kegigihannya membawanya menembus jajaran elite. Puncak kariernya di nomor tunggal ditandai dengan pencapaian fantastis, yaitu menembus hingga ranking 19 dunia pada Oktober 1997.
Ranking 19 dunia adalah pencapaian tertinggi yang pernah diraih oleh seorang petenis tunggal Indonesia dalam sejarah. Angka tersebut bukan sekadar deretan digit, melainkan bukti nyata dari kerja keras, dedikasi, dan bakat luar biasa yang dimiliki oleh Yayuk Basuki.
Selain ranking tinggi di nomor tunggal, Yayuk juga mengukir prestasi cemerlang di nomor ganda. Di nomor ini, ia bahkan berhasil mencapai ranking yang lebih tinggi, yakni ranking 9 dunia pada Juli 1998. Ini menunjukkan bahwa Yayuk adalah petenis komplet yang mampu bersaing di level atas pada kedua nomor tersebut.
Catatan rekor pertandingannya pun berbicara banyak. Di nomor tunggal, Yayuk memiliki rekor 238 kemenangan berbanding 171 kekalahan, dengan mengantongi 6 gelar juara dari turnamen WTA dan 5 gelar dari sirkuit ITF. Ini adalah statistik yang impresif untuk seorang petenis yang berasal dari negara yang belum memiliki tradisi tenis sekuat negara-negara Eropa atau Amerika.
Sementara itu, di nomor ganda, rekornya jauh lebih mentereng, yaitu 378 kemenangan berbanding 206 kekalahan. Ia meraih 9 gelar juara WTA dan 25 gelar ITF di nomor ganda, mempertegas dominasinya di lapangan. Angka-angka ini adalah saksi bisu dari perjalanan karier yang panjang dan penuh prestasi.
Salah satu panggung yang paling lekat dengan nama Yayuk Basuki adalah Wimbledon. Turnamen Grand Slam paling bergengsi di dunia ini menjadi saksi bisu perjalanan kariernya yang luar biasa. Yayuk pertama kali menembus babak ketiga di Wimbledon pada tahun 1991.
Namun, di empat edisi berikutnya, Yayuk benar-benar membuat heboh panggung Wimbledon. Ia secara konsisten berhasil melangkah lebih jauh, selalu lolos hingga babak keempat. Ini adalah pencapaian yang menunjukkan level konsistensi yang sangat tinggi di turnamen sekelas Wimbledon.
Pada Wimbledon 1992, misalnya, Yayuk mencatat kemenangan penting yang semakin mengukuhkan namanya. Ia berhasil mengalahkan petenis Jerman yang kala itu masuk ranking 10 dunia, Anke Huber, di babak ketiga. Kemenangan ini membuktikan bahwa Yayuk mampu bersaing dan mengalahkan pemain-pemain top dunia.
Berkat performa konsistennya di Wimbledon dan turnamen lainnya, Yayuk Basuki pun langsung disebut-sebut sebagai salah satu pemain yang paling konsisten pada era tersebut. Kemampuannya untuk terus melangkah ke babak-babak akhir turnamen besar adalah ciri khas yang sulit ditandingi.