Sepak bola bukan hanya soal teknik dan taktik di atas lapangan. Kadang, tantangan terbesar justru datang dari luar garis putih. Persemai Dumai, runner-up Liga 4 zona Riau, harus menepi sebelum sempat bertarung di putaran nasional. Bukan karena kurangnya persiapan atau daya saing, melainkan sesuatu yang lebih sunyi—krisis finansial yang membuat impian kandas sebelum peluit kick-off bergema.
Keputusan berat itu akhirnya diambil. Melalui surat bernomor 013/PERSEMAI-DMI/III/2025, yang dikirimkan pada 26 Maret 2025 dan ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Persemai Dumai, H. Medya Al Edy, mereka secara resmi mengundurkan diri. Surat itu bukan sekadar pernyataan mundur, tetapi juga penyerahan kuota provinsi berjuluk ‘Bumi Lancang Kuning‘ kepada Asprov PSSI Riau.
Dikutip dari Instagram @bertuahbless, masalah klasik, yakni keterbatasan dana menjadi penghalang utama. Biaya perjalanan, akomodasi, serta kebutuhan operasional tim terlalu besar untuk ditanggung tanpa dukungan sponsor yang memadai. Ditambah lagi, mereka masih memiliki kewajiban membayar disciplinary fine yang tertunda. Dalam surat pengunduran diri, klub menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan denda tersebut sebelum Piala Soeratin Zona Riau 2025 dimulai.
Dengan absennya Persemai Dumai, kabarnya Pekanbaru FC—tim yang menempati peringkat ketiga Liga 4 Riau 2024/2024—akan menggantikan posisi mereka di putaran nasional. Sebuah kesempatan baru yang datang di tengah situasi yang penuh ironi.
Sepak bola, seperti kehidupan, penuh dengan dinamika yang tak selalu bisa dikendalikan. Persemai Dumai mungkin harus berhenti di titik ini, tetapi perjalanan mereka belum selesai.
Mimpi yang tertunda bukan berarti mimpi yang usai—karena di sepak bola, selalu ada musim baru untuk bangkit dan bertarung kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI