Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain total dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /www/indo/38.181.62.195/wp-includes/functions.php on line 6121
Lain kali cari pelatih yang punya keunggulan Fighting Spirit Tinggi bukan yang penuh Kontroversi! – mahjong ways

Lain kali cari pelatih yang punya keunggulan Fighting Spirit Tinggi bukan yang penuh Kontroversi!

Dalam dunia sepak bola, pelatih memiliki peran yang sangat krusial dalam menentukan arah dan mentalitas tim hal ini yang harusnya titik tolak dari PSSI yang diketuai oleh Erick Thohir untuk memilih pelatih Timnas. Namun yang terjadi malah lebih memilih sosok dengan nama besar sebagai pemain namun dengan segudang kontroversi yang jauh dari kata mental petarung. ketimbang seseorang yang benar-benar mampu menanamkan semangat juang tinggi dalam tim. Padahal, dalam sepak bola modern, Fighting Spirit atau semangat juang adalah faktor yang tak kalah penting dari sekadar strategi di atas kertas.

Sepak bola bukan hanya soal taktik, tetapi juga soal mentalitas. Tim yang memiliki Fighting Spirit tinggi sering kali mampu membalikkan keadaan meskipun secara strategi atau kualitas pemain mereka kalah dari lawan. Contoh terbaik adalah tim-tim yang berhasil melakukan comeback dramatis karena memiliki mental baja dan semangat pantang menyerah, bagaimana Maroko bisa melaju hingga babak semifinal Piala dunia padahal jika dibandingkan tim lain skuad mereka tidak istimewa, hanya diisi oleh beberapa pemain yang berlaga di liga Top Eropa saat itu.

Ketika pelatih hanya mengandalkan nama besar dan bahkan tanpa reputasi, sering kali mereka lupa membangun karakter tim yang kuat. Sebuah tim yang dihuni pemain berbakat sekalipun tidak akan mampu meraih prestasi maksimal jika mereka tidak memiliki mental juara dan tekad untuk berjuang hingga peluit akhir.

Pelatih dengan ego tinggi sering kali lebih fokus pada citra diri sendiri daripada perkembangan tim. Mereka kerap kali mengabaikan pentingnya membangun chemistry dalam tim dan lebih suka mengandalkan reputasi mereka untuk menuntut respek dari pemain. Akibatnya, ketika tim mengalami masa sulit, mereka tidak mampu memberikan solusi yang tepat karena lebih sibuk menyalahkan pemain atau faktor eksternal lainnya.

Daripada mencari pelatih dengan sosok seperti Patrick Kluivert yang hanya memiliki nama besar sebagai peamin, PSSI sebaiknya mencari pelatih yang :

  1. Memiliki Mentalitas Pemenang — Seorang pelatih yang bisa menanamkan Fighting Spirit dalam timnya akan mampu membuat pemain bermain dengan penuh semangat dan determinasi.

  2. Fleksibel dalam Taktik — Sepak bola terus berkembang, dan pelatih harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi tim dan lawan.

  3. Selalu Improve Kemampuan Melatih — Pelatih terbaik adalah mereka yang tidak merasa dirinya selalu benar, tetapi selalu mencari cara untuk meningkatkan performa tim.

  4. Mampu Membangun Chemistry dalam Tim — Pemain harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Pelatih yang baik mampu menciptakan atmosfer positif dalam tim.

Sepak bola bukan hanya soal siapa yang lebih unggul dalam taktik di atas kertas, tetapi juga soal siapa yang memiliki Fighting Spirit lebih besar. PSSI harus lebih bijak dalam memilih pelatih, bukan hanya berdasarkan popularitas atau pencapaian masa lalu, tetapi juga berdasarkan kemampuan mereka dalam membangun mentalitas juara di dalam tim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




Mohon tunggu…

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi
tanggung jawab komentator
seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *